03 Desember, 2008

Bensin Sudah Turun, Tetapi Tarif Angkot Tetap

Supir Klaim Harga Suku Cadang Tak Bisa Turun
PATROL-Pemerintah telah menurunkan harga premium sejak 1 Desember 2008 lalu. Harga bensin yang awalnya dibanderol Rp6.000 kini hanya Rp5.500 per liter. Namun penurunan nilai jual bensin, tidak diikuti dengan penurunan tarif angkot trayek Patrol-Haurgeulis. Pengusaha angkot tetap mematok tarif Rp8.000 sekali jalan, dengan alas an harga spare part (suku cadang) sudah naik duluan. “Iya sih, harga bensin turun, tapi lihat harga spare part mobil. Saat ini Malah naik gak kira-kira,” ungkap pengusaha angkot asal Kecamatan Patrol, H Ali Rosyadi, Selasa (2/12) di rumahnya.
Menurutnya, tarif angkot tidak hanya berdasarkan harga BBM, tapi ada komponen lainnya yang ikut memengaruhi, misalnya onderdil. Selama itu onderdil merupakan faktor yang paling besar dalam memengaruhi tarif angkot karena harganya cukup mahal.
Dicontohkannya, untuk harga ban luar angkot saja, sejak BBM dinaikkan harganya mencapai Rp330 ribu. Belum lama ini, harganya malah merangkak naik senilai Rp350 ribu/ban. “Itu belum termasuk onderdil yang lain,” ucapnya.
Penurunan harga bensin Rp500, lanjut Ali, juga belum sebanding dengan biaya operasional angkutan. Sehingga tidak berpengaruh terhadap perubahan bisnis angkutan umum (angkum). ”Sebelum BBM naik harga premium Rp4.500. Kalau sekarang harganya jadi Rp5.500, penurunan itu jadi kurang berarti. Kecuali kalau turunnya Rp1.000 atau lebih, mungkin akan ada pertimbangan tarif angkot diturunkan,” terangnya.
Hal senada juga dikemukakan para supir angkot. Sulitnya menurunkan tariff, juga disebabkan ketika pemerintah mengumumkan harga bensin turun, justru disaat bersamaan semua SPBU tidak ada stok.
“Sudah dua hari ini pom bensin tutup gak ada stok. Terpaksa kami beli eceran yang harganya tetap lama. Mana bisa, tarif angkot turun?,” ungkap Kusnadi (35) supir angkor di kawasan Sub Terminal Patrol.
Dia mengaku, meski tarif angkot jurusan Patrol-Haurgeulis di patok Rp8.000, namun pelaksanaan di lapangan lebih fleksibel. “Kalau lagi sepi, Rp5.000 ke Haurgeulis aja kita angkut. Daripada gak dapet setoran,” ujarnya. (Mapunk)

Tidak ada komentar: